Konfrontasi Para Kampiun

Abisena Ahmadi Suryo
2 min readOct 31, 2021
Image by Kerry Hyndman, the cover of The Kite Runner by Khaled Hosseini published by Bloomsbury Modern Classics (https://kerryhyndman.tumblr.com/)

Konfrontasi Para Kampiun

Selusin manusia yang dilahirkan di tempat yang sama bisa berakhir di tempat yang berbeda

Yang satu dibawa Tuhan ke tujuannya

Yang lain hanya tinggal nama

Jalan setapak dan lautan kerangka manusia yang membusuk

Terhias sebagai insan yang gugur berdikari

Sementara yang masih hidup

Mengambil jalan bekas yang sudah retak dan curam

Mereka tetap sampai tujuan

Sementara satu persatu pendengkur siang hari tersisih

Seakan dunia dan seisinya enggan menopang orang lemah

Magnet semesta bekerja melawan sumbangsih

Aku pun menghiasi ombak-ombak besar

Katanya, Ia kesepian bila tidak menerjangku

Jadi, Aku mecoba berteman dengannya

Kita meruntuhkan batu karang bersama-sama, walaupun Aku harus hancur dalam prosesnya

Lagipula, semua anak Adam dan Hawa tengah berjuang

Melawan dirinya sendiri

Yang berbentuk macam-macam manusia lain

Sempurnakan narasi hidup dan jalur yang padam pun akan berlalu

Karena aku tahu

Selepas prakata sampai epilog, hujaman ranjau kehidupan menyapaku

Janganlah terhentak di pagi hari

Saat matamu terbuka dan sinar matahari memumbung tinggi

Jangan membujuk untuk dibelai dunia

Siapa yang menawar jalan menuju tekad, kesilapan termuat untuknya

Tenanglah

Ketika mulutmu mengaung gila dan darah tercucur deras

Terangnya bulan akan menyediakan jalan pintas

Menuntunmu ke tujuanmu yang tidak juga spesial itu

Yang eksistensinya terbatas dan diburu makhluk fana lainnya

Usahakanlah niat yang kadang membeku, dan pergi ke jalan yang selalu kau anggap benar,

Hanya dengan itu, kurasa…

Dengan itu tubuh kita akan tertancap ribuan panah dan bekas-bekas peperangan yang tak terlihat

Anggap saja, semua itu adalah cap-cap pahlawan yang membuatmu hidup

Itulah cara para kampiun mengkonfrontasi kemenangan yang pantas didapatkannya

Yang aku dengar

Jalur konfrontasi mimpimu

Akan tersedu-sedu bila tak kau ambil

Ulanglah empat kata ini: Aku. Cukup. Untuk. Bertahan.

Lalu merayaplah ke atas selagi dunia sedang berisik

Di atas sana, senyum-senyum para kampiun terukir

Mengangkat trofi,

Melepas ekstasi,

Menangis bahagia,

Berteriak,

Atau hanya menghembuskan nafas panjang

Semua hal buruk dan baik yang terjadi kepadanya

disimpan ikhlas dalam memori sebagai tanda konfrontasi

Terpaan dan peringai runyam yang dimuat ombak-ombak biru yang kejam

Lama kelamaan akan terlihat indah

Meskipun kau pernah tergopoh-gopoh diterjangnya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Abisena Ahmadi Suryo
Abisena Ahmadi Suryo

Written by Abisena Ahmadi Suryo

downright plastic bag who creates while drifting through the wind

No responses yet

Write a response