Konfrontasi Para Kampiun

Konfrontasi Para Kampiun
Selusin manusia yang dilahirkan di tempat yang sama bisa berakhir di tempat yang berbeda
Yang satu dibawa Tuhan ke tujuannya
Yang lain hanya tinggal nama
Jalan setapak dan lautan kerangka manusia yang membusuk
Terhias sebagai insan yang gugur berdikari
Sementara yang masih hidup
Mengambil jalan bekas yang sudah retak dan curam
Mereka tetap sampai tujuan
Sementara satu persatu pendengkur siang hari tersisih
Seakan dunia dan seisinya enggan menopang orang lemah
Magnet semesta bekerja melawan sumbangsih
Aku pun menghiasi ombak-ombak besar
Katanya, Ia kesepian bila tidak menerjangku
Jadi, Aku mecoba berteman dengannya
Kita meruntuhkan batu karang bersama-sama, walaupun Aku harus hancur dalam prosesnya
Lagipula, semua anak Adam dan Hawa tengah berjuang
Melawan dirinya sendiri
Yang berbentuk macam-macam manusia lain
Sempurnakan narasi hidup dan jalur yang padam pun akan berlalu
Karena aku tahu
Selepas prakata sampai epilog, hujaman ranjau kehidupan menyapaku
Janganlah terhentak di pagi hari
Saat matamu terbuka dan sinar matahari memumbung tinggi
Jangan membujuk untuk dibelai dunia
Siapa yang menawar jalan menuju tekad, kesilapan termuat untuknya
Tenanglah
Ketika mulutmu mengaung gila dan darah tercucur deras
Terangnya bulan akan menyediakan jalan pintas
Menuntunmu ke tujuanmu yang tidak juga spesial itu
Yang eksistensinya terbatas dan diburu makhluk fana lainnya
Usahakanlah niat yang kadang membeku, dan pergi ke jalan yang selalu kau anggap benar,
Hanya dengan itu, kurasa…
Dengan itu tubuh kita akan tertancap ribuan panah dan bekas-bekas peperangan yang tak terlihat
Anggap saja, semua itu adalah cap-cap pahlawan yang membuatmu hidup
Itulah cara para kampiun mengkonfrontasi kemenangan yang pantas didapatkannya
Yang aku dengar
Jalur konfrontasi mimpimu
Akan tersedu-sedu bila tak kau ambil
Ulanglah empat kata ini: Aku. Cukup. Untuk. Bertahan.
Lalu merayaplah ke atas selagi dunia sedang berisik
Di atas sana, senyum-senyum para kampiun terukir
Mengangkat trofi,
Melepas ekstasi,
Menangis bahagia,
Berteriak,
Atau hanya menghembuskan nafas panjang
Semua hal buruk dan baik yang terjadi kepadanya
disimpan ikhlas dalam memori sebagai tanda konfrontasi
Terpaan dan peringai runyam yang dimuat ombak-ombak biru yang kejam
Lama kelamaan akan terlihat indah
Meskipun kau pernah tergopoh-gopoh diterjangnya