Internet dalam Ramai: Memaksimalkan Internet di Ruang Publik

Ilustrasi internet
Hidup dalam era digital di mana segala sesuatunya semakin canggih, kita dibombardir dengan berbagai pilihan gaya hidup sehari-hari. Satu hal yang paling berdampak pada gaya hidup kita saat ini adalah internet.
Siapa sih yang tidak main internet?Dari konten hiburan, gaya hidup, kesehatan, humor, hingga media sosial semuanya ada di dalamnya. Semua konten itu menjadi daya tarik yang sangat kuat yang menarik umat manusia jaman sekarang sehingga kita bisa menghabiskan berjam-jam menjelajah di internet.
Memang hampir tidak mungkin bagi kita di zaman sekarang untuk dipisahkan dari internet. Khususnya bagi kaum milenial yang menjadikan internet sebagai 'sahabat' sendiri. Mereka mengerami dunia virtual yang mana mereka bebas melakukan dan mengekspresikan apapun dan bagaimanapun yang mereka mau.
Bahkan menurut PBB, kini internet adalah salah satu hak asasi yang dimiliki semua orang. Yang berarti pembatasan pemakaian internet oleh suatu individu kepada individu lain adalah sikap pelanggaran HAM. Ya, hubungan manusia dan internet di zaman sekarang sudah seintim itu.
Internet dibutuhkan kapan dan dimana saja. Saat sedang bermain game, bete di rumah, mengerjakan sesuatu di sekolah, atau aktivitas di luar ruangan atau di ruang publik misalnya seperti di kantor maupun hangout bersama teman sembari menikmati internet gratis alias wi-fi yang sering kita jumpai di beberapa kafe atau restoran di mall.

Logo wifi gratis yang sering dicari para milenialis
Kali ini kita akan membahas internet di ruang publik (kafe, restoran, rumah sakit, kantor, dll) dan segala tetek bengeknya.
Lingkup internet di ruang publik yang dipakai secara bersamaan memerlukan perhatian detil khususnya dari segi efisiensi dan kecepatan. Laju internet di ruang publik harus menyebar luas di seluruh celah areanya. Untuk itu, perlu adanya monitoring untuk mengelola lalu lintas dan penyebaran jaringan.
Dalam hal ini, pengelolaan jaringan ditekankan untuk memberi kepuasan kepada para pemakainya agar pengalaman berseluncur di internet menjadi lancar tanpa hambatan di tempat mereka menjelajah internet.
Negara Indonesia dan penduduknya dengan status sebagai salah satu pengguna internet terbesar di dunia tentu perlu pelayanan yang optimal terhadap segala bentuk penyediaan akses internet. Sayangnya, penyediaan layanan internet di ruang publik di dalam negeri agaknya belum maksimal.
Contohnya di daerah Bandung, menurut yang dilansir dari detik.com disebutkan bahwa 30 persen akses internet di ruang publik masih labil.
Dari lima ribu titik kawasan yang rencananya akan difasilitasi akses wifi, baru sekitar dua ribu yang terpasang.
Kota yang tengah bertransformasi menjadi kota modern bertajuk Bandung Smart City ini nampaknya masih harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan fasilitas Internet yang baik untuk mewujudkan cita-citanya.
Beralih ke ibukota, baru-baru ini telah terjadi pemberitaan massal tentang masalah jaringan internet di moda transportasi terbaru Jakarta yakni MRT (Mass Rapid Transit), yang mana para penumpang mengeluh akan jaringan internet yang redup di area stasiun bawah tanah tersebut. Terlihat jelas pemerintah dan pihak terkait belum siap dan tahu betul untuk memastikan keefektifan jaringan di dalam stasiun bawah tanah dan segala kerunyamannya.

Stasiun bawah tanah MRT Jakarta
Dengan adanya masalah ini, tentu saja keluhan masyarakat pun menyeruak di berbagai sosial media.

Keluhan netizen mengenai jaringan internet MRT
Yang lebih mengherankan lagi, beberapa operator seluler seperti kesulitan mendapatkan izin untuk menyebarkan layanan jaringannya di sekitar stasiun MRT. Hingga saat ini hanya ada dua operator seluler yang resmi memasang jaringannya di sepanjang rute oleh MRT Jakarta yaitu Telkomsel dan Smartfren, sementara operator lain masih dalam tahap negosiasi panjang untuk mencapai kesepakatan terbaik antara pihak MRT dan operator seluler.
Tentu ini semua adalah bukti bahwa kesadaran peningkatan kualitas internet di ruang publik indonesia masih sangat tidak maksimal dan berlika-liku.
Untuk menangani masalah jaringan, yang perlu ditekankan adalah pengelolaannya. Dan hal itu bisa diatasi dengan menerapkan Network Monitoring System.
Network Monitoring System (NMS) adalah suatu sistem terhubung yang digunakan untuk memonitor kondisi jaringan sehingga lalu lintas jaringan dipastikan terkelola dengan baik.
Tujuan sistem monitoring adalah untuk memperluas titik akses jaringan, memperbaiki kualitas dan kekuatan jaringan, menganalisa kendala dalam jaringan, serta menjaga dan memantau transfer data.
Dengan segala perangkat dan administrasi yang baik, tentu akan mewujudkan pelayanan internet yang memuaskan. Beberapa contoh NMS antara lain PRTG (Paessler Router Traffic Grapher, Kiwi Syslog dan Kiwi Cattools, Ketitik, dll.
NMS yang disebutkan adalah beberapa yang telah dikenal dan terbukti dapat membantu untuk mengelola traffic jaringan internet dengan baik. Dan jika jaringan dikelola dengan benar, maka dampak positif pemakaian NMS pun akan terasa signifikan.
Berikutnya yang juga cukup krusial dalam upaya menciptakan akses internet yang baik adalah perangkat-perangkat jaringan yang terhubung. Ada banyak sekali perangkat jaringan yang membantu jaringan internet dengan fungsinya masing-masing, namun saya akan menekankan tiga perangkat pokok yang menurut penulis sangat mempengaruhi tingkat keefektifan jaringan yaitu router, hub, dan bridge.
Router adalah perangkat jaringan pokok dalam jaringan ruang publik. Alat ini biasanya ditempatkan di tempat publik seperti kampus, perkantoran, atau restoran dan lainnya. Perangkat ini bertugas menerima dan mengatur sinyal paket data, dan kemudian akan melakukan proses routing paket data tersebut ke lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya oleh operator router. Router sangat cocok untuk digunakan pada satu atau lebih gedung perkantoran, kampus, ataupun mall untuk mentransmisikan paket–paket data ke dalam access point.
Sementara untuk hub, perangkat ini dapat membuat beberapa jaringan lokal pada komputer dan mentransmisikan jaringan terutama LAN serta menjadi penguat suatu jaringan. Kehadiran perangkat hub sangat mempengaruhi konektivitas keseluruhan jaringan.
Bridge juga tak kalah penting. Sesuai namanya, tugas bridge adalah sebagai 'jembatan' yang menghubungkan beberapa jaringan lokal ke dalam satu jaringan lokal yang lebih luas dan ideal. Yang paling keren dari bridge adalah kemampuannya menggabungkan beberapa tipe jaringan internet yang berbeda dengan jarak yang lumayan jauh. Fungsi lainnya adalah memecah jaringan menjadi lebih kecil sehingga dapat meningkatkan performa dan efisiensi kinerja jaringan.
Semua elemen tadi mulai dari perangkat hingga sistem, akan membangun kesatuan jaringan yang mumpuni untuk berdiri dalam pelayanan jaringan publik bila disokong penanganan yang baik dan disiplin.
Pengelolaan internet di ruang publik juga tentu lebih sulit dan rumit dibandingkan pengelolaan internet pemakaian pribadi. Karena tidak seperti internet lokal yang digunakan hanya dalam lingkup privat seperti internet individual atau akses internet rumah, internet di ruang publik bisa mempengaruhi kehidupan ratusan bahkan ribuan orang dalam suatu tempat. Administrator jaringan ruang publik mengemban kewajiban yang amat besar untuk memuaskan massa di suatu tempat dalam suatu waktu secara bersamaan. Oleh karena itu butuh kesabaran dan ketekunan khusus untuk merawat satu jaringan besar.
Tetapi apapun alasannya, ruang publik tetaplah ruang publik. Makhluk yang menempati ruang publik adalah berbagai macam manusia yang berkumpul di suatu tempat. Jadi, semua pihak baik penyedia maupun pengguna diharapkan dapat menyadari perannya masing-masing dan mengakses internet di ruang publik dengan bijak agar aktivitas menjelajah di internet dapat berjalan dengan lancar, aman, dan berkualitas.